Rabu, 05 Oktober 2011

REPRODUKSI MANUSIA DALAM ALKURAN


Reproduksi merupakan suatu hal yang penting untuk dibahas. Karena, Dari permulaan dan juga dalam perincian-perinciannya pembahasan itu mengandung konsepsi yang salah. Pada abad pertengahan dan sampai periode yang belum begitu lama, mitos dan khayal meliputi soal reproduksi. Hal tersebut memang wajar, oleh karena untuk memahami mekanisme reproduksi yang kompleks, orang harus tahu anatomi, dengan ditemukanya mikroskop dan berbgai ilmu-ilmu fundamental yang menjadi sumber fisiologi, embriyologi, obstetrik dan
lain-lain.
Dalam Al-Qur-an telah di jelaskan bahwa teori yang ada berlainan dengan itu semua. Disebutkan pula tempat-tempat mekanisme yang tepat dan menyebutkan tahap-tahap yang pasti dalam reproduksi, tanpa memberi bahan yang keliru sedikit pun. Semuanya diterangkan secara sederhana dan mudah difahami oleh semua orang, serta sangat sesuai dengan hal-hal yang ditemukan Sains pada kemudian hari.
Reproduksi pada manusia merupakan proses untuk melestarikan jenisnya dan memperbanyak populasinya. Di dalamnya terdapat peristiwa-peristiwa yang kompleks baik mekanik, kimiawi maupun illahiah.
Hal inilah yang menjadi suatu masalah untuk bisa dipecahkan dan diketahui bersama, apakah fertililasi atau pembuahan sesungguhnya terjadi melalui peleburan antara sel sperma dengan sel telur?.
Karena berdasarkan hipotesis yang ada selama ini, baik pada manusia maupun hewan fertilisasi terjadi di mulai pada saat pertemuan sel telur dengan sperma yang kemudian menjadi zigot dan berkembang menjadi individu baru yang sosoknya sama dengan induknya.
Fertilisasi terjadi setelah pertemuan antara sel spermatozoa dengan sel telur di dalam tuba Falopii, selanjutnya akan terjadi peleburan antara kedua inti sel tersebut. Hasil fertilisasi ini berupa makhluk hidup bersel tunggal yang di sebut zigot, yang kemudian zigot akan menempel ke rahim ibu agar dapat menghisap sari-sari makanan dari rahim ibu.
Adapun ayat al-qur’an yang menyebutkan mengenai fertilisai ini, yaitu yang termaktub dalam Surat Al-Qiyamah: ayat 3
óOs9r& à7tƒ ZpxÿôÜçR ‘ÏiB %cÓÍ_¨B 4Óo_ôJムÇÌÐÈ
Yang artinya
“Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)“
Dari ayat tersebut dapat diterjemahkan kata bahasa Arab Nutfah dengan
kata “setetes sperma,” kecuali jika nanti ada kata bahasa Prancis yang lebih cocok. Perlu diterangkan bahwa “Nutfah” berasal dan akar kata yang berarti: mengalir; kata tersebut dipakai untuk menunjukkan air yang ingin tetap dalam wadah,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar