Rabu, 05 Oktober 2011

FERTILISASI AY


PROSES FERTILISASI PADA AYAM
Fertilisasi merupakan suatu proses penyatuan atau fusi dari dua sel gamet yang berbeda, yaitu sel gamet jantan dan betina untuk membentuk satu sel yang disebut zygote. Secara embriologik fertilisasi merupakan pengaktifan sel ovum oleh sperma dan secara genetik merupakan pemasukkan faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum (Toelihere, 1985).
Fertilisasi biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nucleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid.
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.

Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.


 Berikut ini merupakan gambar proses fertilisasi pada ayam
 
 Gambar Fertilisasi pada ayam (Nuryati et al., 1998)
Hanya beberapa lusin sel sperma yang dapat mendekati ovum dan hanya beberapa sperma yang bisa masuk ke dalam zona pelusida yang akhirnya hanya satu buah sperma yang bisa membuahi ovum (Nalbandov, 1990). Begitu pula pada unggas, setelah terjadi perkawinan sperma akan mencapai infundibulum dan akan menembus membran vitelina ovum untuk bertemu sel benih betina, sehingga terbentuk calon embrio. Telur yang dibuahi disebut telur fertil dan telur yang tidak dibuahi disebut telur infertil atau telur konsumsi (Nuryati et al., 1998). berikut ini merupakan gambar perkawinan alami pada ayam
 
              Gambar Perkawinan alami pada ayam (Nuryati et al., 1998)

Irama Bertelur
Irama bertelur merupakan suatu proses yang melibatkan sistem hormon dan sistem syaraf karena adanya variasi panjang siang dan malam yang mempengaruhi ovulasi dan peneluran. Lama penyinaran tertentu akan mempengaruhi sistem syaraf sehingga mengakibatkan pelepasan hormon untuk merangsang terjadinya ovulasi. Ovulasi merupakan suatu proses yang penting untuk  suatu awal produksi telur (Nesheim et al., 1979).
Pengaruh Cahaya Terhadap Peneluran
Manajemen pengaturan cahaya sangat mempengaruhi proses integral dalam produksi telur. Pengaturan pemberian cahaya dalam manajemen ayam petelur dengan waktu 12 sampai 14 jam dalam satu hari yang terbagi menjadi waktu gelap dan waktu terang, mengingat ayam mempunyai sifat sangat sensitif terhadap waktu penyinaran. Waktu penyinaran ini mempengaruhi sifat mengeram, dewasa kelamin, periode bertelur, produksi telur dan tingkah laku sosial perkawinan (Nesheim et al., 1979).
Penerimaan cahaya pada ayam akan mengakibatkan rangsangan terhadap syaraf pada syaraf optik, yang dilanjutkan oleh syaraf reseptor ke hipothalamus untuk memproduksi hormone releasing factor (HRS).  Hormone releasing factor selanjutnya merangsang pituitaria pars anterior untuk menghasilkan FSH dan LH. HRS juga merangsang pituitaria pars posterior untuk menghasilkan oksitosin (Nesheim et al., 1979). 
Pengaruh Hormon Terhadap Peneluran
FSH berpengaruh terhadap perkembangan folikel pada ovarium sehingga mempunyai ukuran yang tertentu. Pada saat perkembangan ovum FSH merangsang ovarium untuk mensekresikan estrogen yang akan mempengaruhi perkembangan pematangan oviduk untuk dapat mensekresikan kalsium, protein, lemak, vitamin, dan substansi lain dari dalam darah untuk pembentukan komponen telur (Nesheim et al., 1979). Hasil sekresi komponen telur tersebut akan mengakibatkan terjadinya perkembangan telur pada oviduk, sehingga dihasilkan telur utuh di dalam oviduk setelah didahului proses ovulasi (Nalbandov, 1990).
Ovum akan berkembang terus sehingga terjadi pematangan ovum. Proses pematangan ovum disebabkan adanya LH. Setelah ovum masak maka selaput folikel akan pecah dan ovum jatuh ke dalam mulut infundibulum (peristiwa ovulasi), proses ovulasi ini juga disebabkan peranan LH (Nalbandov, 1990).
Proses pembentukan komponen telur di dalam oviduk berlangsung dengan adanya hormon estrogen, juga terjadi pembentukan granula albumen oleh stimulasi dari hormon androgen dan progresteron sampai tercapai telur sempurna (Nalbandov, 1990). Setelah telur sempurna, maka pituitaria pars posterior akan mensekresikan oksitosin yang merangsang oviduk sehingga terjadi ovoposition dan merangsang uterus untuk mengeluarkan telur pada proses peneluran (Nesheim et al., 1979).
Siklus irama bertelur
Ayam bertelur dengan irama bertelur, yaitu bertelur satu atau lebih pada hari berurutan dan kemudian diikuti satu hari istirahat. Ayam bisa bertelur lima butir atau lebih dalam satu irama bertelur atau disebut clutch (Nalbandov, 1990).
Ovulasi biasa terjadi pada siang hari, terutama pada jam-jam pagi dan jarang terjadi setelah jam 15.00. Telur setelah ovulasi , sekitar 3,5 jam berada di magnum untuk mendapat selubung albumen, 1,25 jam di ithmus dengan terbentuknya membran kerabang dan 21 jam di uterus untuk terbentuknya kerabang keras. Sehingga secara total dibutuhkan 25 sampai 26 jam untuk waktu pembentukan telur.  Ovulasi berikut pada satu irama bertelur terjadi 30 sampai 60 menit setelah ovoposition sebelumnya. Jadi karena waktu ovulasi tidak terjadi secara teratur setiap siklus 24 jam, maka waktu ovulasi pada hari berikutnya pada clutch yang sama akan terlambat. Akhirnya akan semakin terlambat sampai mencapai jam 14.00 - 15.00. Bila batas waktu ini tercapai, maka akan terjadi penundaan ovulasi, sehingga bertelurnya tertunda satu hari atau beberapa hari sebelum irama bertelur baru dapat dimulai. Ovulasi pada  irama bertelur baru terjadi pada pagi hari (Nalbandov, 1990).





SUMBER
Abercrombie,dkk., 1990. Kamus Lengkap Biologi. Erlangga. Jakarta.
http://www.google.com/ princedanu-reproduksi-hewan.blogspot.com





Tidak ada komentar:

Posting Komentar